Sabtu, 25 Desember 2010

karena semua ada waktunya dalam skenario-NYA

ditulis oleh : Ezra Dessabela Isnannisa
http://www.facebook.com/notes.php?subj=1491603533#!/note.php?note_id=323060468980 
WAKTU YANG TEPAT DARI-NYA

Malam ini bulan bertanya pada Tuhan, "Tuhan..kapankah aku bisa menyapa bumi?"

Tuhan menjawab "Malam ini kau bisa menyapa bumi.."

Lalu tiba-tiba hujan menghampiri Tuhan dan ikut bertanya,"Tuhan..jika bulan bisa menyapa bumi setelah dia bertanya kepadaMu, bolehkah aku ikut menyapa bumi juga sekarang setelah aku bertanya pada Mu?"

Tuhan menjawab "Baiklah..sekarang kau boleh juga menyapa bumi.."

Dan hujan pun tersenyum senang..

Dari kejauhan matahari melihat dan merasa iri,..
akhirnya ia-pun memutuskan untuk bertanya juga..
"Tuhan..berarti sekarang giliranku ya yang menyapa bumi?"

Sebelum Tuhan menjawab, matahari yakin Tuhan akan menjawab "Iya" maka iapun bersorak senang dan siap untuk menyapa bumi..

Tapi tiba-tiba Tuhan berkata "Jangan...bukan sekarang waktunya..kau tidak bisa menyapa bumi saat ini.."

Mataharipun kecewa dan bertanya,"Kenapa Tuhan?bukankah malam ini engkau mengijinkan bulan menyapa bumi setelah ia bertanya?dan bukankah begitu pula yang terjadi pada hujan?tapi kenapa Kau tidak mengijinkan aku?"

Tuhan kemudian tersenyum dan menjawab "Percayalah..kamu akan mempunyai waktumu sendiri untuk menyapa bumi.."

Mataharipun makin penasaran dan bertanya "Iya..tapi kapan waktu itu tiba Tuhan?"

Tuhan pun menjawab "Setelah ini,,,setelah hujan dan bulan..kamu akan mempunyai waktumu sendiri untuk menyapa bumi..Besok setelah bulan dan hujan kembali menyembunyikan dirinya, kamu akan menyapa bumi..menyapanya dengan sinarmu yang paling terang dan membuat bumi semakin berwarna..Percayalah esok adalah waktu yang tepat untukmu menyapanya"

Matahari kembali tersenyum dan berkata "Baiklah..aku percaya pada Mu..Engkau pasti akan memberikanku waktu yang tepat untuk menyapanya..."

Di bawah sana, bumi terus menunggu matahari untuk menyapanya...tapi di atas sana tanpa bumi ketahui Tuhan sudah menyiapkan waktu yang tepat untuk matahari menyapanya....=)


TENTANG MATAHARI DAN BUMI

Matahari terus menunggu waktu itu..waktu ia akan diperbolehkan menyapa bumi..

Saat matahari tengah menatap bumi dari kejauhan, Malaikat datang menghampiri matahari dan menyapa nya,"Hai matahari, apa yang sedang kau lakukan?"

Matahari melihat malaikat sambil tersenyum,"Aku hanya sedang menatap bumi.."

Malaikat berkata,"Maukah kau mendengarkan apa yang baru saja aku tanyakan kepada Tuhan?"

Spontan matahari langsung mengalihkan pandangannya dan mengangguk sambil tak sabar menunggu cerita malaikat..

Malaikatpun menceritakan semuanya ...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malaikat yang pada saat itu melihat matahari & bumi sudah begitu serasi pun bertanya kepada tuhan.
"Tuhan, kenapa tidak engkau biarkan saja matahari untuk menyapa bumi, aku yakin mereka akan bahagia, Bukankah matahari sudah terlalu sabar menunggu?"

Tuhanpun menjawab.
"Malaikat.. taukah kau kenapa aku masih menunda mereka untuk saling menyapa dan bertemu?" engkau lihat bumi, Bumi sudah membayangkan matahari akan menyapanya, tapi apa ia sudah mempersiapkan segalanya, ia masih sering malas untuk berotasi, padahal itu sudah menjadi kewajibannya, Bumi sering belum bisa menahan emosinya, bahkan sering menyalahkan matahari untuk sesuatu yang belum bisa dikerjakannya"

Malaikatpun terdiam, dan mencoba berkata lagi
"lantas bagaimana dengan matahari?"

Kali ini tuhanpun tersenyum.
"engkau lihat matahari, dia selalu sabar menunggu untuk menghangatkan bumi, tapi perhatikanlah.. matahari masih sering mengeluh melihat bulan & hujan saling menyapa. Mataharipun masih belum bisa menahan emosi melihat awan-awan bermain kecil diatas bumi, ia selalu ingin hanya sinarnya lah yang pantas dengan bumi. Mataharipun kadang masih mementingkan asik bermain dengan teman-temannya dari pada menemani bumi"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah mendengar itu matahari terdiam...

Malaikat bertanya,"Hai matahari..kenapa kau terdiam?"

Matahari menjawabnya ,"Aku hanya berfikir..."

Kalimat itu terputus..Malaikatpun bertanya kembali,"Berfikir?Berfikir apa?"

Matahari menjawab,"Jika memang bumi belum siap karena ia malas untuk berotasi, aku akan membantunya untuk bangkit dengan sinarku...jika bumi belum siap untuk menahan emosinya, sesekali aku akan minta bantuan angin dan hujan untuk menghilangkan emosi itu...tapi bagaimana aku dapat menyinari bumi dengan sempurna jika bulan dan hujan terlalu sering menghalangi sampai pada akhirnya aku pun tertutup oleh mereka...dan bukankah itu hal yang wajar apabila matahari hanya ingin sinarnya yang menyinari bumi?Bukankah matahari pun diciptakan satu untuk menyinari satu bumi juga?"

Malaikat terdiam...

Melihat Malaikat terdiam, matahari melanjutkan kembali,"Tapi..aku sadar..bukankah matahari, bulan, hujan, angin, dan awan-awan diciptakan untuk menemani bumi?Dan semuanya masing2 memiliki waktunya untuk menyapa bumi..Apa yang terjadi jika hujan dan angin terus menerus?Pasti akan menimbulkan kekacauan di bumi...Lalu bagaimana jika bulan yang menutupi bumi terus menerus? Maka bumi tidak akan pernah merasakan sinaran dari matahari..Dan jika tidak ada awan-awan? Betapa kosongnya bumi tanpa hiasan awan-awan di langit-langitnya..Kami semua mempunyai waktu masing-masing untuk menyapa bumi..tanpa harus menghalangi satu sama lain..Mungkin saat ini Tuhan benar..aku masih terlalu egois sehingga ingin menciptakan siang terus menerus di bumi.."

Mendengar jawaban itu kemudian malaikat bertanya kembali,"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Matahari menjawab, "Aku akan tetap disini..memandangi bumi yang bertegur sapa dengan bulan dan hujan dan asik bermain dengan awan..Aku akan tetap disini...mencoba menurunkan egoku agar aku bisa ikhlas menerima bumi yang nantinya akan merasakan malam, hujan dan bukan hanya merasakan cahayaku...Aku akan tetap disini..menunggu sampai pada waktunya nanti Tuhan akan berkata, "Ini adalah waktumu...." Ya...aku tetap disini menanti waktu yang tepat..."

Matahari kembali terdiam menatap bumi sambil tersenyum...


MALAIKAT MEMANDANG BUMI DAN MATAHARI

Setelah perbincanganku dengan Tuhan dan matahari, aku sesungguhnya masih punya banyak pertanyaan. Tapi kusimpan sendiri, malu aku terlalu banyak bertanya pada Tuhan. Karena sesungguhnya tak ada rencananya yang tak sempurna. Yang ada hanyalah kita yang terlalu banyak bertanya dan meragukan kesempurnaan rencana-Nya.

Waktu yang diperdebatkan matahari dan bumi itu sesungguhnya sudah ada. Mereka hanya perlu saling bersiap untuk saling menyambut. Nanti, saat masanya tiba.

Matahari dan bumi memang sudah tercipta untuk satu sama lain. Bayangkan bumi tanpa matahari. Dia akan berhenti berputar, membeku, dan membinasakan kehidupan di dalamnya. Begitupun Matahari, tanpa bumi, takkan ada yang setia mengitarinya sepanjang tahun. Takkan mungkin matahari berarti bagi kehidupan jika bumi menolak pancaran sinarnya.

Mereka bahkan tak sadar banyak hal-hal hebat berasal dari mereka. Air di bumi, dengan bantuan matahari, berubah menjadi awan penghias langit. Awan itu kemudian berkumpul dan menciptakan hujan. Akankah ada hujan jika matahari tak mengalah membiarkan hujan tumpah membasahi bumi yang dicintainya? Matahari membiarkannya, karena sadar tanpa awan dan hujan bumi kesayangannyanya akan kering, lalu mati.

Dan tentang bulan yang dicemburui matahari, bukankah bulan itu hanyalah pantulan sinar matahari? Akankah cahaya bulan mengalahkan matahari? Kau terlalu khawatir terhadap bumimu matahari. Kadang kau memang harus memunggungi bumi, membiarkan ia dalam kegelapan. Agar ia tak terus-terusan silau dengan sinarmu. Agar bumi tahu rasanya tanpamu, gelap. Maka kemudian dia akan merindukanmu dan makin menyadari arti pentingnya cahayamu.

Ahh, yang terpenting adalah kalian harus tetap saling menunggu. Menunggu sambil ditemani awan, hujan, bulan, bintang dan kawan-kawanmu lainnya. Aku bersama semua yang mengelilingi mereka, terus menerus berdoa dan ikut menanti waktu keduanya menyatu. Menyatu dalam tarian indahnya cahaya lembut matahari yang nantinya akan menyentuh bumi, setelah penantian panjang mereka.



Tetaplah di sana bumi

Tetaplah di sana matahari

Tunggulah isyarat Tuhan saat waktunya tiba



Aku dan Tuhan di sini menyaksikan romantika kalian, sembari tersenyum

Kau akan tahu indahnya nanti, saat waktunya tiba




adapted from :
http://ngerumpi.com/baca/2010/02/19/waktu-yang-tepat-dari-nya.html
http://ngerumpi.com/baca/2010/02/21/tentang-matahari-dan-bumi.html
http://ngerumpi.com/baca/2010/02/21/malaikat-memandang-bumi-dan-matahari.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar