Rabu, 16 November 2011

Harga Diri Bangsa Berupa Selembar Kertas

ini adalah esai pertama gue di SMA yang terinspirasi dari blog orang juga, tp gue lupa blog siapa. so, check it out ya. komennya ditunggu... :D



Harga Diri Bangsa Berupa Selembar Ijazah

Indonesia. Banyak orang mengatakan Indonesia adalah bangsa yang besar. Bahkan sejak saya kecil, saya sering mendengar kata itu dari ibu-bapak guru saya di sekolah. Namun apa gerangan dengan bangsa ini? Semakin hari, semakin terlihat betapa terpuruknya negara ini. Korupsi, kolusi, dan nepotisme dimana-mana, seakan- akan telah menjadi makanan sehari-hari bagi bangsa ini. Tak hanya itu, pendidikan Indonesia pun semakin terpuruk. Hal ini dapat terlihat dari kebobrokan perilaku pelajar-pelajar dan tunas muda bangsa ini. Mereka seakan menjual harga diri bangsa hanya demi selembar ijazah di akhir tahun.

Sungguh lucu negara ini. Seolah-olah, semua hal di bangsa ini dinilai dari seberapa besar nilai ijazahmu! Semakin besar nilai ijazahmu, maka semakin terjamin pula-lah hidupmu kelak. Dari selembar ijazah pekerjaanmu ditentukan, dari selembar ijazah masa depanmu ditentukan, bahkan dari selembar ijazah kehidupan sosialmu juga ditentukan. Semuanya bertitik tumpu pada selembar ijazah. Hal inilah yang menjadi orientasi pelajar-pelajar di Indonesia, mendapatkan nilai ijazah setinggi-tingginya dengan cara apa pun. Lalu, jika pada akhirnya hanya nilai tertinggi pada selembar ijazah yang kita cari, buat apa selama ini kita sekolah? Seolah-olah, sekolah adalah formalitas.Ya, jelaslah sudah. Tak ada lagi jiwa-jiwa yang semangat menimba ilmu, tak ada lagi wajah-wajah yang haus akan pengetahuan. Hampir semua pelajar Indonesia mati. Mati karena sistem pendidikan yang berjalan. Sistem yang mengedepankan nilai akademis sehingga membuat siswa tidak bisa menikmati dunia pengetahuan.

Ujian Nasional, merupakan jalan yang diambil pemerintah dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Namun sayang, ternyata jalan ini bagaikan bumerang bagi negara ini. Bagaimana tidak? Beribu-ribu kunci jawaban beredar. Hal ini seolah memberikan pelajaran pada pelajar Indonesia untuk menjadi seorang koruptor yang handal. Aneh memang. Bangsa ini melahirkan musuh yang akan diperangi mati-matian. 

Ijazah, tak hanya menjadi raja bagi para pelajar yang merupakan titik ukur kebehasilan dalam menempuh masa sekolah selama beberapa tahun. Namun ia juga merupakan dewa bagi para pemimpin bangsa. Sungguh memilukan ketika mendengar terdapat beberapa calon pemimpin bangsa yang menggunakan ijazah palsu sebagai bukti pendidikan mereka. Tak dapat dibayangkan jika seandainya terdapat manusia seperti ini yang memegang kemudi pemerintahan. Wajar jika korupsi sulit diberantas.

Entah bagaimana negeri ini kedepannya jika sistem pendidikan seperti ini terus mengendap dalam rakyat Indonesia. Apakah ini yang benar-benar kita inginkan? Bangsa yang harga dirinya selembar ijazah? Sementara pada kenyataanya, nilai akademis bukan merupakan penentu kecakapan seseorang. Saatnya mengubah orientasi pelajar dan pemerintah untuk tidak hanya menetapkan nilai sebagai standar kemampuan seseorang. Karena jika bukan kita yang mengubahnya, siapa lagi?